[ rakyatmerdeka.co.id Sabtu, 16 Mei 2009, 01:22:44 ] SBY Boediono akhirnya ijab kabul di Bandung, tadi malam. Duet ini dideklarasikan dengan slogan SBY Berbudi. Suasana di Sabuga, Kompleks ITB terasa sangat khidmat. Yang menarik, sepasang pengantin ini memilih pakaian yang serba merah menyala, bukan biru, warna Demokrat.
SBY dan Boediono masuk ke arena acara menjelang pukul 20.00 WIB. Disambut sangat gegap gempita dengan shalawat badar dan tetabuhan. Di belakang rombongan, sejumlah petinggi Demokrat dan sejumlah menteri tampak mengikuti. Ada Hatta Rajasa, Sudi Silalahi dan Muhammad Nuh. Di barisan depan, duduk sejumlah mitra koalisi partai Demokrat. Ada Ustadz Hilmi Aminuddin dan petinggi PKS, lalu PPP, PKB, dan PAN.
Acara diawali dengan lagu Indonesia Raya. Lalu diteruskan dengan pernyataan deklarasi dukungan dari seluruh partai peserta koalisi Demokrat. Pembacaannya dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi. Fauzi-lah yang pertama kali menyebutkan jargon SBY Berbudi.
“SBY berbudi, bisa berarti sesungguhnya, SBY yang berbudi. Bisa juga berarti SBY bersama Boediono. SB Berbudi, artinya bermartabat dan berintelektualitas,” katanya, yang langsung disambut tepuk tangan meriah ribuan hadirin.
Dalam pidatonya, SBY mengatakan beberapa hal penting. Tentang kenapa dipilih deklarasi di Bandung. Kenapa Boediono yang dipilih dan harapan kepada seluruh parpol mitra koalisi Demokrat.
SBY menyebut Bandung sebagai kota bersejarah yang tepat untuk mengukir sejarah baru. Bandung adalah kota pendidikan, kota kemajuan dan kota peradaban.
“Saya, Susilo Bambang Yudhoyono, anak keluarga prajurit dari Pacitan, lima tahun lalu bertekad memberikan bakti saya kepada bangsa. Dan alhamdulillah rakyat mempercayai dan memberikan mandat pada saya. Dan kini, jika saya nanti terpilih lagi, saya akan terus bekerja dan bekerja, menguatkan hati, pikiran dan berikhtiar menghadapi berbagai persoalan, bahkan terkadang cercaan dan hinaan,” kata SBY dalam pidato di alinea pertamanya.
Pidato SBY terasa sangat bernas. Pilihan katanya baik dan enak didengarkan. Berkali-kali, ribuan orang memberikan tepuk tangan saat mendengar SBY mengucapkan tekadnya.
Menurut SBY, di tengah badai cobaan dan rintangan, mulai dari tsunami dan gempa bumi, krisis pangan dunia, resesi keuangan dan perekonomian global, Indonesia telah mencapai banyak hal. Meski begitu, masih banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan.
“Stabilitas politik semakin baik. Hukum dan keadilan makin tegak, korupsi terus diberantas tanpa pandang bulu. Ekonomi makin kuat, citra di luar negeri makin dihormati,” papar SBY.
Menurutnya, tugas lima tahun mendatang amat berat di tengah krisis ekonomi dunia yang belum usai. “Kami tidak akan banyak berjanji. Mengapa? Karena situasi yang dihadapi tidak mudah. Persoalan bangsa makin kompleks,” katanya.
Yang paling penting adalah, rakyat di seluruh tanah air mengetahui apa yang telah dikerjakan pemerintahannya. “Bahwa pemerintahan yang saya pimpin telah dan terus bekerja, menghasilkan hal nyata dan bukan hanya wacana. Rakyat juga tahu dalam pemerintahan yang saya pimpin telah memberikan bukti bukan lagi janji,” kata dia.
Di bagian lain pidato, SBY mengeluarkan pernyataan yang lebih keras dan tegas. Dia mengaku akan bersikap konsisten, berpikir tepat dan rasional dalam mengelola persoalan bangsa.
“Saya tidak boleh gegabah, atau bersikap untung-untungan dan terkait dengan konflik kepentingan politik atau bisnis atau kepentingan pribadi lainnya,” kata SBY. Dia berjanji untuk tidak silau pada harta dan godaan kebendaan lainnya. “Meski begitu, saya tetaplah seorang manusia. Saya bukan superman,” ujarnya.
Lalu mengapa Boediono yang dipilih? Saat SBY memaparkan alasannya, Boediono tersenyum. Katanya, selama bekerjasama selama hampir 10 tahun di kabinet, Boediono dinilai sebagai muslim yang lurus, jujur dan sederhana. Juga bersikap konsisten dan toleran.
“Beliau adalah seorang teknokrat dan ekonom yang cerdas, ulet, keras dan bertanggungjawab. Saat menjadi koordinator menteri, dia tak pernah berpikir untung rugi, tapi menunjukkan loyalitas, tidak grasa grusu dan tidak mencari muka,” kata SBY.
Bahkan, kata dia, di atas segalanya, dalam mengemban tugas, Boediono tidak punya konflik kepentingan baik untuk bisnis atau motivasi politik lainnya.
“Dengan integritas kepribadian yang suka bekerja keras, saya yakin dengan ridho Allah, jika berhasil dalam pilpres ini, Boediono akan mampu dan tepat mendampingi saya dan akan mampu mendampingi saya untuk mengatasi krisis ekonomi, meningkatkan perekonomian nasional, membangun kesejahteraan rakyat, pemerintahan yang bersih, responsif dan bertanggung jawab,” papar SBY.
Kepada parpol lain yang telah berketetapan untuk membangun koalisi, SBY mengajak untuk sama-sama membangun kabinet presidensial yang amanah dan kredibel. Tugas pemerintah adalah untuk rakyat dan menjalankan program untuk rakyat. “Tugas berat tapi mulia,” tegas SBY.
SBY juga mengingatkan bahwa pada akhirnya yang terpenting adalah niatnya untuk bekerja bukan untuk berpolitik sendiri-sendiri. N
SBY…Maju terus… Buktikan cuekin aja omongan orang-orang sirik pak… orang yang matanya tertutup untuk melihat kemajuan yang telah terjadi di indonesia belakangan ini…
klo ada yangmengklaim lebih berperan bagi kami orang awam semua keputusan tetap di tangan presiden.. so apapun itu klo pun merasa lebih berperan tanpa persetujuan presiden juga ga bakal bisa ngapa2in..Bagus tuh klo pak presiden ga punya pendamping yang merasa lebih berkuasa dari dia lebih meledak2 omongannya sehingga menyakiti hati rakyat yang di pimpinnya
tidak memilih yang cari muka ?
perasaan sih yang bener cari simpati rakyat dengan pura2 teraniyaya, dengan omongan yang santun, pembawaan yang tenang, banyak mikir pertimbangan…… bubar dah….
udah gtu jadi pasangan capres pilkada…
kena sentil dikit ja udah kayak orang jenggotnya kebakaran, eh salah kan ngk punya jenggot..
piss deh