Moksa Hutasoit [ detik.com Kamis, 28/05/2009 04:32 WIB ] Jakarta – Sejumlah menteri di pemerintahan sekarang ramai-ramai menjadi tim sukses pasangan SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Kondisi ini dinilai dapat membuat kinerja pemerintahan terganggu. (lebih…)
Posts Tagged ‘menteri’
Menteri Jadi Tim Sukses, Kinerja Pemerintah Akan Terganggu
Posted in Warna Warrni, tagged menteri, tim kampanye on 1 Juni 2009| Leave a Comment »
PPP Ikhlas Jika Tak Dapat Jatah Menteri dari SBY
Posted in Koalisi Partai, tagged menteri, ppp, SBY on 18 Mei 2009| Leave a Comment »
Indri Amin [ okezone.com Senin, 18 Mei 2009 – 17:10 wib ] JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah memutuskan memperkuat barisan partai parpol pendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun PPP tidak akan mengemis ?bayaran’ dari SBY dalam bentuk kursi di kabinet. (lebih…)
Golkar Siapkan 14 Kursi Menteri
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged golkar, jusuf kalla, menteri on 20 Januari 2009| Leave a Comment »
Bocoran Rapat Di Rumah JK, Golkar Siapkan 14 Kursi Menteri
Jakarta, RM. Sadar miskin tokoh yang layak jadi capres, Partai Golkar sudah menyiapkan opsi untuk memborong kursi menteri di kabinet hasil Pemilu Presiden 2009. Ada 14 kader beringin masuk daftar layak jadi menteri.
Informasi yang diperoleh Rakyat Merdeka dari pengurus elite Golkar, opsi ini telah diambil secara mufakat dalam sebuah rapat informal sebelum pergantian tahun yang digelar di kediaman Wapres Jusuf Kalla di kawasan Diponegoro, Jakarta Pusat. Rapat itu bisa dibilang ‘secret’, karena yang diundang JK dalam rapat tersebut hanya ketua-ketua DPP. 14 ketua DPP hadir termasuk Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono dan Sekjen Sumarsono.
Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan itu. Salah satunya soal siapa capres Golkar di Pilpres 2009. Setelah debat panjang, semua peserta rapat sepakat untuk kembali menduetkan JK dengan SBY di Pilpres 2009. Hal ini didasarkan karena JK tidak siap menjadi capres dan memilih kembali berduet dengan SBY.
Awalnya, ada ketua DPP yang menolak keputusan ini. Dia bersikeras agar JK jadi capres. Tapi, karena banyak yang pro agar JK tetap berduet dengan SBY, maka usulan ini kandas di pertemuan yang berlangsung sampai tengah malam itu.
Namun, kesepakatan menduetkan SBY dan JK ini tak seperti ‘cek kosong’. Ada beberapa ketua DPP yang usul: jika SBY-JK kembali berduet, maka 30-40 persen kursi menteri harus diisi oleh Golkar. Agar usul ini lolos, disepakatilah, kalau sistem koalisi yang dipegang Golkar dengan SBY di Pilpres 2009 nanti harus bersifat paket, yaitu paket wakil presiden plus 40 persen menteri.
Peserta rapat pun bubar dan siap melaksanakan keputusan itu. “Seusai rapat, muka-muka ketua DPP Golkar sudah seperti bakal jadi menteri saja,” kata pengurus Golkar yang juga ikut dalam rapat itu.
Sumber Rakyat Merdeka di markas Golkar menyebutkan, diantara pengurus Golkar yang dipersiapkan jadi menteri itu adalah Burhanuddin Napitupulu, Syamsul Muarif, Andi Mattalatta, Muladi, Theo L Sambuaga, Aliwongso Sinaga, Firman Subagyo, Priyo Budisantoso, Juniwati Masjchun Sofwan, Soemarsono, Rully Chaerul Azwar, Yuddy Chrisnandi dan Erlangga Hartarto.
‘’Mereka pantas duduk di kabinet. Di antara beliau-beliau itu kan ada yang tak nyaleg, mungkin mereka memang disiapkan untuk cadangan di kabinet,’’ kata si sumber.
Bagaimana reaksi pengurus Golkar soal ini? Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu membantahnya. ‘’Yang begituan belum ada, kita belum berfikir soal itu. Kita konsentrasi di pemilu legislatif dulu, bagaimana caranya Golkar menang nomor satu,’’ kata pria yang akrab disapa Burnap ini, kemarin.
Hal senada disampaikan Wakil Sekjen Golkar Rully Chaerul Azwar. Kata dia, Golkar belum berfikir soal jabatan di kabinet. Ia mengakui, pemerintahan ke depan dibentuk lewat koalisi beberapa partai. Tetapi konsentrasi Golkar belum ke arah itu karena masih banyak masalah yang harus dipertimbangkan.
Pertama, berapa partai yang mendukung koalisi. Kedua, berapa perolehan kursi Golkar pada Pemilu 2009. Ketiga, menilai siapa saja tokoh-tokoh Golkar yang punya kualifikasi untuk menduduki jabatan menteri. Keempat, keputusan Rapimnas Golkar mendatang seperti apa: apakah mendukung duet SBY-JK atau mendorong JK maju sebagai capres. Kelima, apakah SBY masih menginginkan JK sebagai cawapresnya lagi.
Soal betul tidaknya Golkar menyiapkan 14 kader topnya menjadi menteri, Rully tidak berani menjawab secara lugas. ‘’Kalau Golkar menang secara signifikan, wajar kalau minta jatah yang lebih banyak. Kalau menangnya tipis dan JK masih jadi wapresnya SBY, maka kita ya harus tahu diri. Sementara kalau Golkar kalah pemilu atau menjadi pemenang nomor 3, ya nggak bisa nodong banyak dong,’’ kata Rully.
Fungsionaris DPP Partai Golkar Lily Asdjudiredja malah balik bertanya, siapa yang menyusun daftar menteri Golkar itu? Menurutnya, permintaan 40 persen kursi di kabinet belum waktunya dan tidak proporsional.
“’Kita malu dong, belum apa-apa kok sudah minta jatah menteri. Bukan saatnya kita minta-minta jabatan. Berfikir saja sudah salah, apalagi minta. Cara berfikirnya, bagaimana caranya Golkar bisa menang pemilu. Itu yang perlu direnungkan, bukan malah minta-minta jabatan,’’ kata Lily.
Kalau Golkar menang pemilu, maka bargaining-nya jadi kuat dan bisa masuk ke mana-mana. Tetapi kalau kalah, misalnya jadi pemenang nomor tiga, maka posisi tawar Golkar jadi lemah. ‘’Soal siapa yang duduk di kabinet, biar pimpinan yang atur. Siapa kira-kira orang yang professional dan punya dedikasi yang tinggi kepada partai untuk duduk di situ,’’ tegas Lily. hps/rch
http://rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/ Kamis, 15 Januari 2009, 04:57:12
Empat Pembantu Hebat SBY
Posted in SBY, Kata mereka, tagged kabinet, menteri, perempuan on 3 Desember 2008| Leave a Comment »
Kompas.com, Senin, 1 Desember 2008 | 08:06 WIB
Empat Pembantu Hebat SBY
Oleh: A Wisnu Nugroho
KEPUTUSAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menempatkan empat perempuan di kabinet yang diberinya nama Kabinet Indonesia Bersatu benar-benar memberi warna pada pemerintahannya.
Pilihan SBY, dengan bantuan pertimbangan Jusuf Kalla tentunya, menunjuk empat perempuan di empat posisi yang strategis saat ini terbukti membawa hasil yang lumayan baik. Dalam catatan saya, ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah ada empat menteri perempuan dalam kabinet. Jumlah terbesar.
Jumlah itu bertambah menjadi lima dalam setahun ke depan setelah jabatan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang ditinggalkan Boediono diserahkan kepada salah satu dari empat menteri perempuan kabinet SBY. Boediono yang bersahaja meninggalkan jabatan yang semula tidak ingin dimasukinya lantaran diajukan, dipilih, dan dilantik menjadi Gubernur Bank Indonesia, 17 mei 2008.
Empat perempuan hebat di kabinet itu adalah Sri Mulyani atau biasa dipanggil Mbak Ani untuk membedakannya dengan Ani Yudhoyono, istri SBY. Dalam kariernya di kabinet, Mbak Ani boleh dibilang paling melejit prestasi dan capaian-capaiannya. Setahun menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Mbak Ani diberi tugas lebih besar menjadi menteri keuangan. Dua tahun menjadi Menteri Keuangan, Mbak Ani kemudian diberi tugas tambahan. Jabatan Menko Perekonomian yang kosong diminta SBY agar dirinya yang melaksanakan.
Tiga jabatan Mbak Ani selama di kabinet adalah tiga jabatan yang untuk pertama kalinya dipegang oleh perempuan. Di jalan-jalan Ibu kota yang makin macet saja, kesibukan Mbak Ani dalam empat tahun terakhir ini bisa dikenali dari sedan Toyota Camry yang ditumpanginya dengan nomor polisi RI 12 (Menko Perekonomian), RI 20 (Menteri Keuangan), dan RI 41(Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional).
Perempuan hebat kedua adalah Marie Elka Pangestu. Marie, begitu biasa dipanggil, merintis dari bawah untuk membangun Departemen Perdagangan. Sebelumnya, perdagangan masuk dalam Departemen Perindustrian dengan nama Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Cita-cita SBY untuk meningkatkan nilai perdagangan Indonesia membuat departemen ini kemudian dipecah.
Hasilnya cukup lumayan. Meskipun krisis mengharuskan Marie mencari pasar-pasar baru nontradisional Indonesia di luar Amerika Serikat dan Eropa. Peningkatan volume perdangangan Indonesia dengan China adalah salah satu contoh suksesnya. Menjadikan dirinya dan barang-barang yang dikenakannya sebagai ajang promosi, Marie selalu mengenakan kain-kain tradisional Indonesia yang ribuan jenisnya ke mana dan di mana pun berada. Di antara anggota kebinet, koleksi kain tradisional Marie mungkin yang terbanyak.
Perempuan hebat ketiga adalah Siti Fadilah Supari. Selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Siti menggebrak lewat keengganannya untuk tunduk pada hegemoni negara maju. Kasus sampel virus flu burung (H5N1) Indonesia yang ”dicolong” melejitkan namanya. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Siti yang senang sekali dengan tas jinjing merek Louis Vuitton ini menuntut keadilan. Keberaniannya mendapat apresiasi dunia internasional setidaknya di majalah The Economist, 2006.
Sebelum menjadi menteri, Siti memang jarang terdengar dan terlihat kiprahnya di mata publik. Karena itu, ketika pada tengah malam 20 Oktober 2004 namanya disebutkan sebagai Menteri Kesehatan, mencari foto profilnya adalah pekerjaan yang melelahkan. Meskipun demikian, Siti yang senang disanggul ini ternyata mempunyai kiprah yang mencengangkan dan membanggakan saat diberi kepercayaan.
Perempuan hebat keempat adalah Meutia Farida Hatta Swasono. Pos yang diisinya adalah pos yang memang selalu diisi perempuan dan sudah seperti keharusan. Namun, di pos yang biasa di Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan itu, Meutia tampil luar biasa. Meutia berbicara lantang menentang ketika muncul heboh poligami yang dilakukan dai kondang langganan istana. Suara yang sama lantangnya diserukan ketika ia ingin melindungi perempuan dan anak-anak dari pornografi. Kesantunannya dalam bertutur kata tidak mengurangi kelantangan sikapnya.
Di tengah padatnya kegiatan kabinet, Meutia masih berpartai. Salah satu partai pendukung SBY, yaitu Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia kini dipimpinnya. Di partai yang didirikan Jenderal (Purn) Edi Soedrajat ini, Meutia yang dididik di sekolah menengah homogen, Santa Ursula, Jakarta, memberi prioritas kepada calon anggota legislatif perempuan. Dari semua partai politik, PKPI paling banyak persentase caleg perempuannya.
Selain hebat dalam tugas dan tangung jawab yang diembannya di kabinet, empat perempuan itu pasti juga hebat sebagai ibu rumah tangga. Laki-laki hebat sudah biasa karena pasti disokong perempuan tangguh di belakangnya. Akan tetapi, kalau perempuan hebat? Menurut saya itu karena memang perempuan itu sudah pasti hebat dari asalnya.
Karena itu, menurut saya, mungkin akan lebih baik kalau kita beri kesempatan lebih banyak perempuan-perempuan hebat untuk mengurus negara yang masih maskulin tampak dan rasanya. Mbak Ani, Bu Marie, Bu Siti, dan Bu Meutia adalah salah empatnya. Bagaimana pendapat Anda?
Wisnu Nugroho A