Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘krisis’

http://www.surabayapost.co.id/ btu, 15 Nopember 2008 | 13:38 WIB

SBY Ajukan Tiga Syarat

Washington DC –Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan tiga syarat untuk mengatasi krisis keuangan global ini. Tiga syarat itu adalah membangun kembali percaya diri, melindungi sektor riil, dan reformasi arsitektur keuangan internasional.

Hal itu disampaikan Presiden SBY saat berpidato dalam acara makan siang yang digelar oleh United States-Indonesia Society (Usindo) di Washington DC, Jumat (14/11) waktu setempat atau Sabtu (15/11) dinihari WIB.

Menurut SBY, krisis keuangan global yang melanda AS dan merembet ke negara-negara lain harus disikapi dengan cepat dan tiga syarat itu merupakan langkah tepat.

Hadir dalam acara ini sekitar 200 undangan dari berbagai kalangan. Dalam acara ini, SBY mendapat tepuk tangan berkali-kali dari para undangan, yang sebagian besar orang asing.

Tiga hal itu juga bakal disampaikan SBY saat berpidato pada G20 Summit, Sabtu (15/11) malam waktu setempat. “Ketika saya pidato pada G20 Summit besok, saya akan menekankan perlunya melakukan aksi terkoordinasi dan bersama-sama pada tingkat nasional, regional dan global untuk memulihkan likuiditas, memperbarui percaya diri, dan memproteksi ekonomi riil,” ujar SBY.

SBY juga menekankan pentingnya memproteksi kaum miskin di negara-negara berkembang, dengan menjamin budget pembangunan yang berpihak pada kaum miskin tidak dirugikan. Itulah mengapa SBY mengajukan perlunya penguatan dana dukungan global untuk membantu negara-negara berkembang menjaga pertumbuhan perekonomian mereka dan pembangunan yang berkelanjutan.

“Dengan dana dukungan ini, negara-negara yang sedang berkembang khususnya yang berada di Asia bisa menempatkan dirinya dengan lebih baik dalam bertindak sebagai sebuah mesin bagi pertumbuhan ekonomi dunia,” jelas Presiden SBY.

Menurut Presiden, pendanaan ini memungkinkan terutama untuk menghidupkan negara-negara dengan pendapatan menengah dan memiliki siklus kehidupan minimum tiga tahun. “Jika disetujui, kita dapat meminta para menteri keuangan untuk merumuskan secara detil untuk 100 hari ke depan,” pinta SBY.

SBY juga berharap penyelenggaraan G20 Summit di mana Presiden Bush menjadi pimpinannya akan menjadi titik mula dari sebuah proses yang akan mengarahkan kepada reformasi arsitektur keuangan internasional. Sebab, itu merefleksikan realita-realita abad 21.

Ledakan Resesi

Ledakan resesi menerpa Eropa ketika para pemimpin dari 20 negara kaya dan berkembang (G20) mengadakan pertemuan mengenai krisis di Washington dan OPEC berencana mengadakan pertemuan khusus membahas anjloknya harga minyak.

Uni Eropa (UE) mengumumkan bahwa 15 negara kawasan Eropa sudah mengalami resesi untuk pertama kali sepanjang sejarah, dengan ekonomi mengalami kontraksi 0,2 persen pada kuartal ketiga 2008 dan perlambatan serupa terjadi pada kuartal sebelumnya.

Ekonomi seluruh 27 negara anggota UE mengalami kontraksi 0,2 persen pada kuartal ketiga, tidak seluruhnya mengalami resesi karena pertumbuhan keseluruhan pada kuartal kedua nol persen, tidak negatif.

Tanda-tanda buruk lain mengenai kondisi ekonomi datang dari oerganisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang akan mengadakan pertemuan khusus pada 29 November 2008 untuk membahas bagaimana cara merespon anjloknya harga minyak.

Beberapa anggota OPEC menginginkan pemangkasan produksi lanjutan agar harga naik walaupun hal itu bisa mengakibatkan perlambatan.

Dengan hampir semua negara Eropa saat ini mengalami resesi dan produsen kendaraan bermotor Eropa melaporkan penurunan penjualan 14,5 persen pada bulan Oktober, tekanan terhadap para pemimpin dunia untuk membahas cara menghentikan krisis finansial agar tidak menjadi resesi berkepanjangan.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, ketua Komis Eropa Manuel Barroso mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev di Nice, Perancis, untuk membahas usulan pada pertemuan itu.

Jepang mengatakan akan meminjamkan hingga 100 miliar dollar AS kepada dana moneter internasional (IMF) untuk membantu negara-negara berkembang.

Jepang juga melotarkan usulan agar IMF melakukan reformasi dengan memberi peran lebih besar ke China, dan mengatakan akan mendukung dollar AS sebagai mata uang utama dunia walaupun utang AS besar.

Tapi bursa saham dunia menguat di tengah berita buruk tersebut pada penutupan bursa Wall Street. Setelah bursa Wall Street naik 6,67 persen pada malam sebelumnya, harga saham di London dibuka naik 3,9 persen dan di Tokyo pasar dituup naik 2,72 persen.

Pertemuan Washington diawali dengan makan malam pada hari Jumat malam untuk memulai pembahasan pemetaan cara baru penanganan ekonomi global.

Ketegangan muncul ketika Uni Eropa mengingatkan bahwa setiap tindakan yang ternyata ilegal dalam paket penyelamatan terhadap pabrik kendaraan

Read Full Post »

Detikfinance.com – jumat, 17/10/2008 13:28 WIB – Luhur Hertanto

Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas dukungan DPR terhadap kebijakan pemerintah mengantsipasi dampak krisis ekonomi global. Tanpa dukungan DPR itu upaya penyelamatan jangka pendek itu tidak akan berjalan.

Hal ini ia sampaikan seusai ibadah Sholat Jumat di di Masjid Baiturohim, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/10/2008).

“Pada saat demikian saya gembira, bahagian dan terimakasih. Karena pada saat krisis dan demi kepentingan rakyat kita menjalankan politik non partisan. Dalam bingkai konstitusi saya harap kita bisa melanjutkan kerja sama seperti ini,” kata SBY.

Contoh dukungan DPR pada kebijakan pemerintah adalah penerbitan Perpu Jaring Pengaman Sistem Keuangan yang diterbitkan kemarin. Tanpa dukungan dan kerja sama DPR langkah jangka pendek tersebut tidak mungkin bisa berjalan efektif sebagai bagian solusi untuk menyelamatkan perbankan nasional.

Presiden juga menyampaikan terima kasih sampaikan pada semua pihak yang sedang dan terus mendukung upaya pemerintah atasi dampak krisis keuangan global.

Yaitu kalangan pelaku usaha, BI, BUMN dan jajaran pemerintah pusat serta daerah yang dalam kapasitasnya masing-masing ikut menyelamatkan perekonomian nasional.

“Tapi saya ingatkan tugas belum berakhir, gejolak ekonomi global masih berlangsung. Lanjutkan apa yang sudah dikerjakan sehingga dampaknya bisa diminimalkan dan rakyat dilindungi,” sambung SBY.

(lh/ddn)

Read Full Post »

Kompas.com /Senin, 6 Oktober 2008 | 14:49 WIB  Laporan Wartawan Kompas Suhartono – Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

 

 

JAKARTA, SENIN – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak kalangan pengusaha swasta dan dunia usaha bersama-sama aparat pemerintahmenyatukan tekad dan langkah untuk mengatasi krisis ekonomi global akibat krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS).

 

Ajakan Presiden Yudhoyono itu disampaikan saat membuka Sidang Kabinet Paripurna yang diperluas di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (6/10) siang.

 

Dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna yang diperluas itu, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla masih belum ada di ruang rapat. Sidang Kabinet yang untuk pertama kalinya digelar lima hari setelah Idul Fitri 1429 Hijriah itu, dihadiri lebih dari 100 orang. Jumlah itu terdiri dari puluhan menteri Kabinet Indonesia Bersatu beserta sejumlah eselon I, kalangan dunia usaha, sejumlah pimpinan media massa dan sejumlah pengamat ekonomi seperti Pande Radja Silalahi, Mirza Adityswara dan Purbaya Yudisadewa.

 

“Pada saat ini, kita berkumpul untuk menyatukan pemahaman, tekad dan langkah serta sinergi baik kalangan dunia usaha, swasta dan pemerintah untuk mengelola perekonomian di negeri tercinta ini seraya membangun capaian-capaian baru di masa depan,” tandas Presiden Yudhoyono.

 

Menurut Presiden, dengan menyatukan tekad dan komitmen dalam perekonomian, Indonesia bisa mengatasi dampak krisis ekonomi yang terjadi serta terus melakukan pembangunan.

Read Full Post »

Kompas.com – Senin, 29 September 2008 | 18:58 WIB Ade Mayasanto  Sumber : Persda Network

JAKARTA, SENIN – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperkirakan krisis keuangan yang saat ini melanda Amerika Serikat akan berlangsung panjang. Presiden Yudhoyono memprediksi, resesi keuangan negeri Paman Sam bakal berlangsung satu hingga dua tahun mendatang.

“Krisis keuangan di AS nampaknya dalam. Magnitudnye besar dan masih akan berlangsung paling tidak satu dua tahun. Bahkan ada yang menyebut sebagai the great depressed setelah perang dunia II,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Ahad (28/9).

Menurut Presiden Yudhoyono, langkah pertolongan pemerintah AS yang memberikan dana segar senilai 700 miliar dollar AS AS dalam mengatasi krisis keuangan yang terjadi juga akan berdampak pada kondisi ekonomi Indoensia.

“Saya berpendapat terlepas dari bailout package sebesar 700 miliar dolar AS. Apapun pasti ada dampaknya pada keuangan negara. Dampak itu tidak lama lagi akan terkena pada Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut Presiden Yudhoyono mengemukakan, pemerintah Indonesia sudah, tengah dan akan terus melakukan berbagai langkah antisipatif dan mengambil langkah-langkah responsif dalam membendung dampak krisis keuangan AS.

“Saya telah meminta Menkeu Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia Boediono untuk menjelaskan secara utuh antisipasi dan langkah kita sehubungan dengan krisis di AS,” paparnya.

Mantan Menko Polkam ini menjelaskan, pemerintah akan pandai-pandai mengelola pasar keuangan dan pasar modal yang terjadi Indonesia. “Kita harus pandai betul membangun sinergi antara monitoring policy dan fiskal policy. Konsutasi harus erat antara depkeu, pemerinth dan BI.” tandasnya seraya menitikberatkan pengelolaan yang tepat pada masalah ekspor, pertumbuhan, dan investasi serta kapital market yang tidak sebesar pada tahun-tahun sebelumnya.

“Oleh karena itu Foreign direct investment masih sangat penting. Karena kita tidak bisa membiayai pembangunan dengan mengandalkan kapital market, termasuk pasar modal. Itu menjadi pekerjaan rumah kita,” pungkasnya.

Selain itu, lanjut Kepala Negara, pemerintah juga akan memantau sisi penerimaan, terutama dari sektor minyak dan gas dan juga pengeluaraan di masing-masing departemen, lembaga lain di Indonesia.

“Ini karena kita mempunyai angka besar lebih dari seribu triliun maka kita harus pastikan sisi penerimaan dan pengeluaran,” tandasnya.

Untuk diketahui, setelah beberapa hari terlibat perundingan intensif, Gedung Putih dan beberapa pemimpin Kongres menyetujui dana talangan senilai 700 miliar dollar AS untuk menggairahkan bursa keuangan AS. Kesepakatan itu dicapai setelah Kongres bersikeras menekankan dibentuknya pembagian pengawasan anggaran dengan pemerintah Presiden George W. Bush.

Nilai saham di bursa Asia pada Senin (29/9) terus melemah. Hal ini terjadi karena investor meragukan prospek paket dana talangan senilai 700 miliar dollar AS. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh keprihatinan pasar terhadap dampak keguncangan keuangan ekonomi global ke perusahaan ansuransi terkemuka dan bank Belanda-Belgia Fortis NV sehingga menyatukan Belgia, Belanda dan Luxembourg untuk menjanjikan dana talangan senilai 16 miliar dollar AS.

Indeks Nikkei 225 di Tokyo turun 1,3 persen serta ditutup pada 11.743,61 dan indeks Hang Seng turun 2,1 persen serta ditutup pada 18.286,90. Sejumlah nilai saham di Seoul, Singapura, serta Sydney juga merosot. Sementara indeks saham di Selandia Baru dan Filipina mengalami kenaikan secara marjinal dalam penutupan transaksi hari ini.

 

Read Full Post »