[ rakyatmerdeka.co.id Selasa, 30 Juni 2009, 03:07:24 ] Meski Mega-Pro sudah teken kontrak politik, tapi kalangan buruh belum memberikan dukungan bulat kepada pasangan nomor urut satu itu. Buktinya, ratusan pekerja dari Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan yang tergabung dalam Serikat Perkerja Seluruh Indonesia (SPSI) deklarasikan dukungan SBY-Boediono.
“Kami menyatakan dukungan kepada SBY-Boediono, kami ingin pasangan ini lanjutkan konsep pengembangkan ekonomi yang sudah berjalan baik,” kata Ketua Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Rudi Prayitno, di kantor DPP Partai Pengusaha dan Perkerja Indonesia (P3I) di Jakarta, kemarin.
Dukungan ini, kata Rudi baru tahpa awal karena akan ada lagi serikat perkerja lain yang mendukung SBY-Boediono.
Di tempat sama, Ketua Umum DPP P3I Daniel Hutapea mengatakan dukungan yang diberikan serikat perkerja itu bagian dari hasil kerja kongkrit P3I center yang didirikan untuk memenangkan pasangan nomor dua itu.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa membantu SBY-Boediono menang satu putaran di Pilpres,” ungkapnya.
Ditanya kenapa tidak dukung Mega-Pro yang berani melakukan kontrak politik dengan buruh, Daniel menjelaskan P3I memutuskan mendukung SBY-Boediono itu memlaui pertimbangan yang panjang, yang di dalamnya memperhatikan kepentingan perkerja dan pengusaha.
“Isi kontrak politik Mega-Pro itu bagus, tapi semua harus dilakukan dengan realistis, buruh dan pengusaha itu tidak boleh ada yang dominan, buruh tidak boleh melakukan tututan semaunya dan pengusaha tidak boleh semena-mena, kalau sama-sama egois roda ekonomi tidak jalan. Jadi, buruh dan pengusaha harus sinergis,” katanya.
Dijelaskan, pembangunan ekonomi yang dilakukan SBY selama empat tahun sudah cukup baik sehingga harus diteruskan. Misalnya, pengembangan usaha kecil dan menengah melalui program-program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri cukup efektif mengentaskan pengganguran.
Saat krisis global, katanya, banyak perusahaan terancam gulung tikar. Yang paling realistis adalah menjaga agar perusahaan itu tetap berjalan dan pengembangan usaha sehingga bisa menyerap tenaga kerja tinggi.
“Hal itu ada dikonsep ekonomi SBY-Boediono,” ungkapnya.
Di hadapan ratusan serikat perkerja itu, Daniel mensosialisasikan contreng memilih SBY-Boediono.
“Untuk memperjuangkan kepentingan perkerja dan pengusaha kita contreng SBY-Boediono,” kata Daniel di sambut terikan “lanjutkan” oleh ratusan buruh.
Selain itu, ormas Betawi yang tergabung dalam Forum Betawi Rempug (FBR) siap memenangkan SBY-Boediono.
“Secara organisasi, FBR harus punya keberanian untuk memilih salah satu dari tiga pasangan. Hasil rapat FBR, pada 22 Mei 2009 menyatakan pilihan utama adalah mendukung SBY-Boediono. Dukungan ini perlu karena FBR harus berpartisipasi dan memiliki kesadaran politik,” kata Ketua Umum FBR Imam Besar Lutfi Hakim pada pada acara deklarasi FBR mendukung SBY-Boediono, kemarin. Hadir pula Ketua Bamus (Badan Musyawarah) Betawi Nahrowi Ramli.
Atas keputusan itu, kata Lutfi, pengurus FBR baik di pusat maupun wilayah harus mengikuti keputusan itu. Kalau ada pengurus melanggar akan dikenakan sangsi berat, berupa pemecatan. SRF/FIK
Tinggalkan Balasan