[ rakyatmerdeka.co.id Minggu, 31 Mei 2009, 00:51:54] :Di tengah panasnya suhu pilpres, bekas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) AM Hendropriyono mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia politik praktis. “Saya menyatakan berhenti dari kegiatan politik praktis,” kata Hendro di sela-sela acara Kongres Nasional Pancasila di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Bulaksumur Yogyakarta, kemarin.
Kongres ini hasil kerjasama UGM dengan Mahkamah Konstitusi (MK). Acara dibuka oleh Rektor UGM Prof Sudjarwadi dan Ketua MK Mahfud MD.
Hendro memberikan alasan kenapa dia tidak mendukung salah catu capres. Padahal, banyak sekali pensiunan jenderal yang saat ini ‘keluar barak’ mendukung capres.
“Saya lega karena semua capres dan cawapres adalah kaum nasionalis dengan inti program dan visi yang persis sama,” kata Hendro.
Kemungkinan hari-hari bekas menteri transmigrasi akan dihabiskan di kampung halamannya sendiri, di Yogyakarta. Karena, saat ini, dia sedang menyelesaikan studi S3 Bidang Ilmu Filsafat di UGM.
“Saya sekarang konsentrasi di filsafat saja,” jelas pria kelahiran Yogyakarta, 7 Mei 1945 ini.
Hendro berharap, segera dibentuk sistem pengawasan terhadap kemungkinan berbagai amandemen terhadap UUD 1945 oleh para penguasa politik yang akan datang, karena dikhawatirkan amandemen itu tidak sesuai dengan Pancasila sebagai nilai dasar.
Diakui Hendro, saat ini sudah ada MK yang menguji lahirnya UU yang tidak sesuai dengan konstitusi, juga ada Mahkamah Agung (MA) yang mengawasi lahirnya berbagai peraturan termasuk perda-perda yang tidak sesuai dengan UU. “Lalu, siapa yang kini berhak menguji lahirnya amandemen-amandemen terhadap konstitusi yang tidak sesuai dengan Pancasila sebagai norma dasar? Harus ada suatu pengawasan yang bersifat sistemik. Saya usulkan, salah satunya harus dipegang oleh lembaga yang tidak diganti-ganti yaitu universitas,” sarannya. RCH
Tinggalkan Balasan