[ rakyatmerdeka.co.id Sabtu, 30 Mei 2009, 00:31:36 ] Klaim yang menyatakan, tingkat elektabilitas duet JK-Win melonjak hingga 25 persen, lantaran dikatrol penampilan istri dari pasangan capres-cawapres itu, ditanggapi beragam kalangan.
Wakil Ketua Partai Demokrat, Ahmad Mubarok menilai, hasil survei internal yang diperoleh duet JK-Win hanya untuk menghibur pasangan capres-cawapres yang didukung koalisi Golkar dan Hanura itu.
“Ah, itu hanya menghibur saja. Baguslah dihibur. Kan dulu hasil survei pasangan capres PDIP juga pernah tinggi, tapi ternyata ya begitu, sama dengan yang sekarang ini. Jadi biarin aja. Kita juga biasa aja nanggapinnya,” ujar Mubarok sembari senyum-senyum kecil saat dijumpai seusai acara rapat koordinasi teknis Gerakan Pro SBY di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, Mubarok menilai, isu jilbab yang berkembang saat ini bukanlah black campaign alias kampanye hitam yang diarahkan untuk menjatuhkan pasangan capres lain.
Menurut Mubarok, duet JK-Win hanya memanfaatkan keadaan yang kebetulan kedua istrinya pasanga itu berjilbab. Kendati begitu, Mubarok menilai isu jilbab tak akan efektif untuk menarik massa pemilih.
“Jadi silakan saja, toh yang dipilih masyarakat itu capres dan cawapres bukan istrinya, jadi isu tidak akan mempengaruhi elektabilitas. Santai aja ini kan game biarkan saja, game kan selalu ada trik-trik nggak usah serius, santai aja,” katanya sembari mengulum senyum.
Selain itu, Mubarok juga menjelaskan, duet SBY-Boediono juga tidak akan terpengaruh dengan klaim JK yang mengatakan, dia adalah keturunan Muhammadiyah dan NU demi meraih suara dari kedua ormas Islam itu.
“Kita pahami itu semua, namanya juga orang kampanye apapun digunakan, tapi kita tidak akan ikut-ikutan.”
Di tempat terpisah, Ketua DPP PKS Zulkieflimansyah mengatakan, kader PKS tak akan terpengaruh dengan isu jilbab yang berkembang saat ini.
“Masalah jilbab itu nggak harus dijadikan isu besar, PKS berkutat pada masalah pengangguran kemiskinan dan lain-lain bukan masalah Jilbab,” ujar Zulkieflimansyah di DPR, Jakarta, kemarin.
Zulkieflimansyah membantah, jika PKS berkeinginan menyeragamkan semua orang untuk memakai pakai jilbab termasuk kepada Ibu Negara, Ani Yudhoyono,
“Kita nggak mau Bu Ani dan istrinya Pak Boediono berjilbab hanya karena menjelang pemilu. Karena justru bisa mempengaruhi tingkat elektabilitas SBY-Boediono. Biarkan semuanya mengalir secara alamiah, kita tidak mau memaksa-maksa,” imbuhnya. EDY
Tinggalkan Balasan