[ rakyatmerdeka.co.id Rabu, 06 Mei 2009, 06:25:50 ] Peluang Akbar Tandjung menjadi cawapres SBY sangat kecil bak lubang jarum. Tapi, bekas ketua umum Golkar itu tetap ‘ngecap’ kemana-mana kalau dia pantas dipilih SBY menjadi cawapres. “Kalau memang ada peluang (jadi cawapres), nanti masih dikembalikan ke mekanisme organisasi,” kata Akbar di Gedung Joeang 45, Jakarta, kemarin.
Akbar sangat berharap diusulkan Golkar menjadi cawapres SBY. “Cawapres itu kan harus diusulkan oleh parpol, kalau tidak ada yang usulkan ya tidak mungkin, jadi nanti kita lihat dulu,” ujarnya.
Bekas Ketua DPR ini juga tak henti-hentinya memprotes keputusan Golkar mengususng Jusuf Kalla-Wiranto sebagai capres-cawapres. Menurutnya, sesuai mekanisme organisasi, seharusnya JK melapor dulu ke forum untuk mendapatkan mandat itu. “Mandat dari mana Pak JK mendapatkan pasangan, maka harus dikembalikan ke satu level di rapimnassus, di mana dia mendapatkan mandat yang sama,” katanya.
Dia menambahkan, sebelum mendeklarasikan maju sebagai capres, seharusnya JK–mendengar aspirasi dari anggota organisasi yang merupakan basis masyarakat. “Jika ada yang dianggap tidak sejalan dengan aturan organisasi bisa diperbaiki dan diluruskan,” ujarnya.
Akbar juga mengkritik pernyataaan JK yang menyatakan Golkar hanya menjadi bumper pemerintah. JK dan Golkar, kata dia, memang sudah seharusnya begitu karena merupakan partai pendukung pemerintah.
“Golkar memang kekuatan politik dan telah menyatakan sikap untuk memberi dukungan kepada pemerintah. Apalagi, Golkar telah memberikan kontribusi untuk seluruh program pemerintah,” katanya.
Sebagai pendukung pemerintah, jelas Akbar, Golkar harus mempertahankan kebijakan pemerintah. “Saya pikir tentunya tidak hanya Partai Golkar, tapi partai pendukung pemerintah lainnya,” imbuhnya
Kecilnya peluang Akbar menjadi cawapres diamini oleh pengamat politik Universitas Indonesia, Iberamsjah.
Kata dia, peluang Akbar dipilih menjadi cawapres SBY sulit, ibaratnya tinggal selubang jarum. “Kecil sekali Akbar jadi cawapres SBY. Selain Golkar dari mana lagi dia mau masuk,” kata Iberamsjah, kemarin.
Iberamsjah menilai, SBY terlalu berisiko jika mengambil cawapres dari orang yang tidak mendapatkan dukungan partai. “SBY juga kan tidak mau mengambil cawapres yang tidak didukung partai,” katanya. ARF
Tinggalkan Balasan