[ rakyatmerdeka.co.id Kamis, 13 Agustus 2009, 01:32:07 ] “Jangan nangis Bu, kami mendukungmu. Lanjutkan oposisi,” teriak para simpatisan Mega di luar halaman rumah Mega, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, kemarin. Teriakan pendukung ini dilontarkan di akhir jumpa pers yang dilakukan Mega selang beberapa jam setelah keluarnya vonis MK. (lebih…)
Posts Tagged ‘megawati’
Megawati Soekarnoputri diminta para pendukungnya agar tidak menangis.
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged jangan menangis, megawati on 13 Agustus 2009| 2 Comments »
Mega Sudah Lelah, Batalkan Ketemu Pers
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged megawati, pers kecewa on 17 Juni 2009| Leave a Comment »
[ rakyatmerdeka.co.id Kamis, 18 Juni 2009, 00:40:57] Belum jadi presiden, Megawati sudah bikin kecewa wartawan. Capres dari PDIP dan Gerindra itu tiba-tiba membatalkan acara dialog dengan insan pers yang seyogyanya dilaksanakan di Gedung Stasiun TVRI, pukul 19.00 WIB, kemarin. (lebih…)
Taufik Belum Tulus Dukung Mega Prabowo
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged megawati, prabowo, taufik kiemas on 7 Juni 2009| Leave a Comment »
[ rakyatmerdeka.co.id Minggu, 07 Juni 2009, 00:34:13 ] Taufik Kiemas sering absen di acaranya Mega Pro. Saat deklarasi di Bantar Gebang, dia tak kelihatan. Juga kemarin, di acara harlah Bung Karno di Rengasdengklok. Sakit hati atau sakit beneran ya? (lebih…)
Soal Etika & Kesantunan Politik : Prabowo Bisa Ajari Mega…
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged etika, megawati, prabowo on 1 Juni 2009| Leave a Comment »
[ rakyatmerdeka.co.id Senin, 01 Juni 2009, 00:33:46 ] Meskipun usia Prabowo lebih muda, tapi etika dan kesantunan dia dalam berpolitik rupanya mengalahkan Megawati. Ketua Umum DPP PDIP itu dinilai belum bisa jadi politisi yang elok dan kurang bisa memahami budaya Jawa. (lebih…)
Membaca Hatta
Posted in Warna Warrni, tagged hatta, megawati on 9 Mei 2009| Leave a Comment »
Arief Gunawan, iniorangbiasa@yahoo.com [ rakyatmerdeka.co.id Sabtu, 09 Mei 2009, 02:02:51 ] HATTA Rajasa datang ke Teuku Umar, kediaman Mega. Ada yang membaca kunjungan itu untuk menjembatani kemungkinan koalisi Partai Demokrat dan PDIP. Supaya bisa terbentuk pula semacam islah atau rekonsiliasi antara SBY dan Megawati. (lebih…)
Kaban: PDIP Harus Bersikap Realistis
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged megawati, ms kaban, pbb on 21 April 2009| Leave a Comment »
Raya Abdullah [ inilah.com 21/04/09 18:17 ] Jakarta – Lagi-lagi Megawati dan sejumlah tokoh politik yang berkoalisi dengannya mengancam akan memboikot Pilpres 2009, bila tak ada kepastian perbaikan DPT. Namun Ketua Umum PBB MS Kaban menyayangkan sikap ini. PDIP, kata Kaban, seharusnya bersikap realistis. (lebih…)
SBY: Aksi Politik Bukan Ancaman
Posted in Aneka Warta SBY, tagged elite, manuver, megawati, SBY on 14 April 2009| Leave a Comment »
Rahman Ramadhan [ inilah.com 14/04/2009 – 16:41 ] INILAH.COM, Jakarta – Pertemuan para elit politik setelah pencontrengan pemilu legislatif marak terjadi. Hal ini mendapat perhatian dari Presiden SBY. Namun SBY melihat aksi politik itu masih dalam tahap wajar. (lebih…)
Kalau Mega Berubah Pikiran
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged megawati, PDIP, puan on 21 Januari 2009| Leave a Comment »
“Kalau Mega Berubah Pikiran, Itu Wallahualam”
Puan Maharani Soal Sultan
MESKI semuanya mungkin, Sri Sultan Hamengkubuwono X jangan keburu bermimpi bakal dicapreskan PDIP. Soalnya, tak semua tokoh di PDIP setuju jika Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu jadi capres PDIP. Tanggapan seperti ini disampaikan Puan Maharani, Ketua DPP PDIP Bidang Pemberdayaan Perempuan yang juga putri mahkota Megawati Soekarnoputri. Berikut kutipannya:
Ketua Depperpu PDIP Taufik Kiemas dan Sultan bertemu empat mata di Sleman, apa benar pertemuan itu bicara soal capres?
Itu cuma silaturahmi, boleh-boleh saja.
Bagaimana sebenarnya PDIP memposisikan Sultan?
Yang pasti kami tidak mungkin mencapreskan Sultan. PDIP sudah punya capres yang pastinya akan maju. Dia adalah Megawati Soekarnoputri.
Wacana yang berkembang, ada kemungkinan PDIP mencapreskan Sultan. Komentar Anda?
Wacana itu tidak benar. Kita hanya punya satu capres yakni Megawati.
Jadi, tertutup dong peluang Sultan jadi capres PDIP?
Peluang Sultan tertutup. Sebenarnya yang kita cari itu bukan capres, tapi cawapres. Tapi soal cawapres juga belum diputuskan karena hal ini baru diputuskan setelah pemilihan legislatif.
Mega sebagai capres itu harga mati, atau…?
Megawati sudah harga mati sebagai capres. Masalah apakah nanti beliau berubah pikiran, itu wallahualam. Yang pasti, partai telah memutuskan dan itu harus dijalankan. Jadi nggak bisa suka-suka sendiri, semua harus berdasarkan keputusan partai.
Sejauh ini, apakah ada usulan yang terdengar di PDIP yang ingin mencapreskan tokoh di luar Megawati? Bagaimana PDIP mengakomodir keinginan seperti itu?
Kalau usulan dari internal PDIP yang ingin mencapreskan tokoh di luar Megawati itu tidak ada. Tapi kalau di luar partai, biarin ajalah, toh yang dicari PDIP adalah cawapres.
Wacana lain ada yang menyebutkan, saat ini bukan lagi eranya Megawati…
Biarin aja wacana seperti itu. Toh, hal-hal yang ada di luar akan dibicarakan di Rakernas di Solo 27-28 Januari 2009. Saat ini semua orang ingin jadi capres, tapi ujung-ujungnya kan tergantung hasil pemilu legislatif, apakah memenuhi persyaratan karena untuk mengajukan capres sangat tidak mudah.
Kenapa PDIP begitu yakin Mega bakal laku di Pilpres 2009?
Yang terpenting harus saya kemukakan PDIP itu tetap solid. Bagi kami bagaimana menyampaikan visi dan misi kepada masyarakat kalau sebenarnya Megawati masih pantas dipilih dan memimpin negeri ini. Why
http://rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/, Selasa, 20 Januari 2009, 04:37:59
Mega Sulit Tandingi SBY
Posted in 7. Warta Tetangga, SBY, Kata mereka, tagged mega, megawati on 20 Januari 2009| Leave a Comment »
Mega Sulit Tandingi SBY
Survei Terbaru Selisih 20 Persen
Lagi-lagi survei menempatkan SBY sebagai capres terpopuler. Terpaut lebih dari 20 persen, kelihatannya Megawati akan sulit menandingi SBY.
Demikian hasil survei terbaru yang dirilis LP3ES di Jakarta, kemarin. LP3ES atau Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial menyatakan, rakyat masih tertarik memilih SBY sebagai presiden ketimbang Megawati. Persentasenya yaitu 38,1 untuk SBY dan 17,2 untuk Mega.
Kepopuleran SBY dikalahkan Mega hanya di wilayah Timur. Di Provinsi Papua dan Maluku, tingkat popularitas Mega saat ini lebih tinggi lima persen dibandingkan SBY. Mega memperoleh 32,5 persen, sementara SBY 27,5 persen.
Dalam survei ini, peta wilayah dukungan dibagi jadi sembilan. Wilayah I (Jakarta-Banten), II (Jawa Barat), III (Jateng-DIY), IV (Jatim), V (Bali-Nusa Tenggara), VI (Sumatera), VII (Kalimantan), VIII (Sulawesi) dan IX (Indonesia Timur yang meliputi empat provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara).
Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 1 sampai 10 Desember 2008. Melibatkan lebih dari dua ribu responden di 125 desa dan 33 provinsi. Pengumpulan data dengan teknik wawancara tatap muka dan kuisioner terstruktur. Usia minimum responden 17 tahun, dengan sample acak (probability sampling) yang jumlahnya proporsional. LP3ES mengklaim, margin of error hasil surveinya sekitar dua persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain SBY dan Mega, hasil survei menempatkan Sri Sultan (9,2 persen), lalu Prabowo (7,8 persen) dan Wiranto (5,2 persen). Sedangkan posisi lainnya ada Amien Rais, Gus Dur dan Jusuf Kalla.
Mengapa suara Mega di Indonesia Timur bisa tinggi? Tim Leader LP3ES Fajar Nursahid mengatakan, di wilayah tersebut, pamor Mega cukup diperhitungkan. “PDIP di Timur punya basis kuat. Masa tradisional masih dekat dengan PDIP. Selain itu, mungkin program yang dijual cukup mengena untuk masyarakat wilayah timur,” kata Fajar, tadi malam.
Meski begitu, Fajar mengingatkan, tingkat keterpilihan Megawati di Indonesia Timur mudah berubah. Sebab, selisihnya dengan SBY tipis. “Kalau SBY melakukan pendekatan dan merancang program bagus, Megawati bisa kalah,” yakinnya.
Bagaimana sikap PDIP? Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait tak mempersoalkannya. “PDIP tidak mempermasalahkan. Kami yakin pada saatnya Megawati mampu mengalahkan SBY. Kita punya ukuran lembaga survei mana yang bisa dipercaya,” jawab Maruarar tadi malam.
Kata Maruarar, hasil survei bukan bukti pilihan rakyat yang sebenarnya. Supaya Mega bisa mengalahkan SBY, PDIP akan terus melakukan kampanye “PDIP dan Mama Mega baru saja mengunjungi langsung enam provinsi di bagian timur yakni Sulsel, Sulut, Maluku, Papua, Papua barat dan NTT untuk pendekatan. Keenam provinsi ini gubernurnya semua orang PDIP,” kata dia. ARF
document.title += ” : Mega Sulit Tandingi SBY”;
http://rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/ Sabtu, 10 Januari 2009, 03:55:49
Kel Bung Karno Tidak Dukung Mega
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged bung karno, megawati, sukarno, sukmawati on 20 Januari 2009| Leave a Comment »
Tidak ada aturan, Keluarga Bung Karno Harus Dukung Mega
Sukmawati Soekarnoputri, Ketua Umum PNI Marhaenisme
Demi kursi cawapres, Sukmawati Soekarnoputri mendukung Sultan di Pilpres 2009.
Jajaran pengurus PNI Marhaenisme bertemu secara khusus dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/01) silam.
Ketua Umum PNI Marhaenisme Sukmawati Soekarnoputri mengatakan, ada dua hal yang di sampaikan pengurus PNI Marhaenisme dalam pertemuan tersebut. Pertama, PNI Marhaenisme menyampaikan dukungannya kepada Sultan sebagai capres.Selain itu, para pengurus DPP PNI Marhaenisme juga menyampaikan aspirasi yang menginginkan dirinya berpasangan dengan Sultan.
Meskipun mendukung Sultan, kata Sukmawati, sikap politik PNI Marhaenisme belum final karena apa yang disampaikan itu bukan keputusan resmi. Semua itu, sekadar menyampaikan aspirasi. Usai pertemuan, Sultan juga belum bisa memutuskan pinangan tersebut.
Langkah politik PNI Marhaenisme itu menyisakan banyak pertanyaan. Selama ini, banyak yang menduga Sukmawati akan mendukung kakaknya, Megawati yang sudah mendeklarasikan diri sebagai capres.
Kenapa Sukmawati tidak memberikan dukungannya kepada Megawati? Apakah ini mengisyaratkan ada keretakan pada keluarga besar Bung Karno? Berikut penuturan Sukmawati kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Apa saja inti pertemuan dengan Sultan?
Ada dua hal yang kami sampaikan dalam pertemuan itu. Pertama kami menyampaikan mendukung Sultan maju menjadi capres dan menyampaikan aspirasi pengurus DPP PNI Marhaenisme yang menginginkan ketua umum PNI Marhaenisme (Sukmawati) menjadi cawapresnya.
Apa alasan PNI Marhaenisme mendukung Sultan?
Berdasarkan catatan sejarah, ayahanda Sultan sangat berjasa dengan perjuangan kemerdekaan. Ayahanda Sultan mengerti tentang arti sebuah perjuangan untuk rakyat.
Kini, Sultan adalah seorang Gubernur yang kami lihat sepak terjangnya memahami ajaran Bung Karno, yakni marhaenisme. Paling penting, Sultan tidak memiliki catatan buruk selama terjun di dunia politik.
PNI Marhaenisme sudah final mendukung Sultan…
Belum. Kami menyampaikan dua poin itu karena semata-mata menyampaikan aspirasi dari konstituen partai. Banyak warga PNI yang mendukung Sultan untuk diduetkan dengan ibu Ketum.
Kenapa Anda tidak mendukung kakak Anda sendiri, Megawati?
Kita kan sama-sama politisi yang memiliki jaringan dan konstituen sendiri-sendiri. Di konstituen PNI punya aspirasi sendiri. Kalau berbeda (tidak mendukung Mega) kan tidak apa-apa.
Hubungan Anda dengan Mega baik-baik saja kan?
Kami baik-baik saja kok. Kita bersaing secara sportif. Tapi ada kesan, Anda meninggalkan Megawati?
Tidak ada ketentuan, keluarga Bung Karno harus mendukung Megawati ‘kan. Jangan menilai kami hanya dari sudut pandang kalau kami bersaudara.
Namun lihatlah bahwa kami sama-sama ketua umum partai yang masing-masing memiliki konstituen berbeda. Jadi, wajar kalau aspirasinya berbeda.
Respons Sultan terhadap aspirasi PNI Marhaenisme bagaimana?
Sultan bilang, saat ini masih proses. Jadi semuanya belum final. Saya juga kan baru salah satu nominasi cawapres yang diajukan PNI. Apakah ada partai lain yang melakukan hal sama seperti yang dilakukan PNI, saya tidak tahu.
Bagaimana Anda menilai peluang Sultan?
Saya menilai (Sultan) ada peluang untuk menang. Sebab, saya mendengar langsung saat berkunjung ke daerah. Banyak yang menyukai figur Sultan.
Sultan terancam tidak bisa nyapres karena belum ada partai besar yang mendukungnya…
Semua masih proses. Partai Golkar sampai saat ini ‘kan belum tentukan siapa yang akan diusung. Sultan masih punya peluang karena Sultan orang Golkar.
Ada kandidat lain yang masuk bursa capres PNI Marhaenisme?
Saat ini, di PNI hanya ada nama Sultan yang kuat. Tapi ini kan belum keputusan resmi partai. Semua kandidat dan partai kan masih dalam tahap penjajakan. Sebelum ke Sultan, kita juga pernah sampaikan dukungan ke Sutiyoso.
Anda siap menjadi cawapres?
Siap, kenapa tidak. Ibu Mega saja pernah menjadi cawapres. Meskipun sekarang PNI partai kecil, bukan tidak mungkin di Pemilu 2009 menjadi partai besar.
PNI Marhaenisme kabarnya memecat sekjennya, apa betul?
Betul. Dia dipecat karena suka jalan sendiri. Karena itu, kami sudah mengangkat sekjen baru. Saya tidak mau dalam melakukan kerja partai, ada sekjen yang bersikap seperti Ketua Umum. Ini kan menggangu kerja partai.
Karena tidak bisa diajak kerja sama, wajar kan kalau diganti dengan yang lain. Ini kan masalah sederhana saja. SRF
http://rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/, Jumat, 16 Januari 2009, 07:32:47
Gus Dur Nggak Didenger
Posted in 7. Warta Tetangga, tagged gus dur, megawati, yeny on 16 Januari 2009| Leave a Comment »
Gus Dur Nggak Didenger Anaknya, Yenny: Saya Nggak Mau Kualat!
Jakarta, RM. Pernyataan Yenny Wahid ini langsung menyulut reaksi. Ketua DPP PKB Effendi Choirie menilai, gagasan Yenny Wahid itu hanya keinginan Yenny pribadi, bukan gagasan Gus Dur. Effendi mengaku tidak kaget terhadap manuver itu, karena sudah tahu dari dulu Yenny suka mengklaim sikapnya sebagai sikap politik Gus Dur. “Itu kan maunya Yenny, bukan maunya Gus Dur,” kata Gus Choi, kemarin.
Manuver Yenny yang kontroversial terjadi Rabu lalu di Surabaya. Penyerahan suara PKB Gus Dur untuk PDIP dilakukan secara resmi melalui sebuah deklarasi. Acara itu ditandai dengan jabat tangan antara Yenny sebagai Sekjen PKB versi Gus Dur dengan Pramono Anung, Sekjen DPP PDIP.
“Sementara ini, kendaraan politik kami diambil. Karena itu, kami harus mengalihkan ke jalur yang berbeda,” kata Yenny saat itu. Sementara, Pramono mengatakan, koalisi kedua partai dilakukan untuk mengakrabkan hubungan persaudaraan antara keluarga Gus Dur dan Megawati.
“Dua pekan lalu Mbak Yenny bertemu Mbak Mega bersama saya dan Mas Taufik. Mbak Yenny menyatakan ingin membantu perjuangan PDIP karena PKB Gus Dur enggak ikut pemilu legislatif,” katanya.
Pramono juga mengatakan, langkah ini sebagai titik awal untuk membangun koalisi lebih lanjut. “Saat bertemu Mbak Mega, Yenny menyatakan, kalau Mbak Mega keliling Indonesia, dia siap diajak,” kata Pramono.
Menurut Gus Choi, kader PKB di grass rootelek-elek PKB iku omahe dewe. Tego larane nggak tego patine. Jadi, kalaupun Yenny penthalitan dengan Pramono Anung untuk urusan dukung-mendukung, kader di bawah tetap dukung PKB,” tegas Ketua Fraksi PKB DPR itu.
Ketua DPP PKB Ida Fauziah mengatakan, suara Yenny bukan berarti suara Gus Dur. “Saya melihatnya, Mbak Yenny ya Mbak Yenny, Gus Dur ya Gus Dur. Bahwa Gus Dur bapaknya Mbak Yenny, itu ya. Tetapi kalau Mbak Yenny mengatakan ini dan itu, belum tentu itu menyuarakan apa maunya Gus Dur,” kata Ida. Wakil Sekjen PKB Hanif Dakhiri tak mau komentar panjang. “Diamin saja. Memangnya air kok diarah-arahkan segala,” katanya.
Apakah Gus Dur sudah dikhianati Yenny? Hanif Dhakiri menukas, “Kan Gus Dur sudah men-support kader-kader PKB. Kok Yenny ngomong begitu, berarti bisa dibilang dia mengkhianati Gus Dur dong.” Wakil Sekjen PKB Helmy Faisal Zaini tak khawatir dengan manuver itu karena PKB makin solid menuju pemilu 2009.
Bagaimana komentar Yenny? Tentu saja dia tidak terima disebut berkhianat pada ayahnya. Dia bilang, semua yang dilakukan sepengetahuan Gus Dur. “Nggak mungkinlah saya mengkhianati Gus Dur. Segala langkah yang saya lakukan tidak mungkin tanpa seizin Gus Dur. Saya selalu menghubungi Gus Dur. Saya nggak mau kualat sama Gus Dur,” kata Yenny kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Kalau sampai berkhianat, dia khawatir nasibnya seperti Muhaimin Iskandar. “Saya bukan Muhaimin yang meninggalkan Gus Dur. Nggak mungkin saya nggak izin Gus Dur. Nanti, bisa kualat seperti Imin. Emang saya laku kalau tak didukung Gus Dur?” ujar Yenny.
Menurut dia, saat ini para pendukung Gus Dur tidak ikut pemilu. Sehingga selain pilihan golput, boleh juga nyoblos PDIP. Tapi dukungan kepada banteng ini ibaratnya tidak gratis. “Sebagai gantinya pada tahun 2010 nanti, PDIP akan mendukung calon Walikota dari PKB untuk wilayah Surabaya,” ujar Yenny. Mengapa memilih PDIP? Kata dia, koalisi dengan PDIP dinilai strategis dan saling melengkapi.
Apakah dukungan ini untuk nitip badan, jika Mega jadi Presiden? Yenny tertawa ngakak. “Yang nawari banyak. Banyak yang menginginkan saya jadi wapres, tapi saya tak mau, apalagi jabatan menteri,” jawabnya.
Pimpinan PDIP Ganjar Pranowo mengatakan, akan lebih menarik kalau Yenny gabung saja ke PDIP. “Mendekat dalam arti silaturrahmi itu biasa-biasa saja. Yang menarik adalah Yenny masuk menjadi bagian PDIP,” katanya. Menurut dia, ini waktu yang tepat untuk gabung. “Itu akan jadi rejeki nomplok buat PDIP, karena massa PKB banyak masih belum menentukan arah,” ujarnya.
Menurut pengamat politik UI Iberamsyah, manuver Yenny bisa blunder. Sikap itu otomatis merontokan massa yang selama ini solid mendukung Gus Dur. “Di PKB, antara pendukung Cak Imin dan Gus Dur kira-kira 70:30. Gara-gara ulah Yenny, bisa menghabisi massa Gus Dur,” ujar Iberamsyah, kemarin.
Menurut dia, suara Yenny tidak akan didengar oleh pendukung Gus Dur. Yenny itu beda dengan Gus Dur. “Kalau Gus Dur punya kharisma, Yenny tidak. Suara Gus Dur didengar, tapi suara Yenny sampai berbusa pun, belum tentu di dengar,” ujarnya. hps/ono/arf
http://rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/ , Jumat, 16 Januari 2009, 05:34:38